Tulisan ini sebenarnya mau aku bikin ber-part-part. Walau iklan di etarahayu.com ini sampai sekarang belum aku layout "wajib klik", tapi tetap saja ingin aku buat edisi bersambung. Tapi urung. Takut nanti tak sempat bikin lanjutannya.
So, ceritanya coba aku singkat saja.
So, ceritanya coba aku singkat saja.
Menurutku, ini kejadian unik di pesawat, tapi kalau menurutmu norak, ya terserah, hahaha LOL. Cerita ini bermula dari seorang SULTAN yang kerjaannya bolak balik Indonesia Amrik. Mantap banget itu masnya, thanks to sugar mommy katanya. Duh.
Dia bilang, "ngesepik mba petugas check-in biar dikasih window seat plus 2 seat kosong disebelahnya, yang susah banget didapat". Kurang lebih begitu, aslinya sih dia bilangnya lebih berintonasi dan berirama. Walau lewat tulisan.
Baca itu aku langsung, deg. Itukan aku kemarin. Perjalanan berjam-jam bisa selonjoran sambil lihat film dan makan yogurt, hehehe..
Tapi, pertama-tama, aku mau cerita kalau..
Kalian pernah kepikiran nggak sih, di langit itu kok gak lihat pesawat seliweran ya? Padahal di flight radar, langit penuh traffic. Aha! Ini yang aku pikirkan kali pertama naik pesawat sekian tahun lalu.
Aku hanya ingat waktu itu naik (sepertinya) Batik Air. Rapat ke Tangerang Selatan. Hari itu aku duduk di window seat, yang ketika kupandangi keluar, semuanya hanya biru dan putih, juga jajaran genteng dan areal sawah plus laut dibawah sana.
Aku yang suka buka-buka flight radar, tentu saja menapis seluruh isi langit yang terlihat oleh mata. Tapi, aku tak menemukan pesawat, dari sudut pandang kaca flat berbentuk oval itu. Sampai begitu seterusnya. Sampai aku berkesimpulan, oh mungkin karena altitudenya beda jadinya ndak kelihatan antar pesawat.
Sampai penerbangan dari Jeddah ke KL kemarin, aku aware ada 4 pesawat yang kulihat dari jendela. Satu berlawanan arah dengan kecepatan, huh, kenceng banget, entah berapa knot. Dan yang lainnya arah yang sama. Foto? Ohno! Kamera aku nggak nge-jangkau.
Dan ada satu pesawat yang awalnya berada di posisi depan banget, disalip sama pesawat yang aku tumpangi. Gitu aja, girang banget aku lihat 'kebulan' ekor pesawat itu.
Bentar apa hubungannya sama cerita Sultan tadi. Haha nggak ada ya? Belum, itu tadi prolog aja. Biar menjawab penasaran aku aja, hehe
Okay, back to the topic. Ngomong-ngomong soal windows seat, aku hampir selalu milih windows seat. Kalau web check-in nggak bisa milih, di counter aku tetep akan bilang, 'kalau windows seat masih ada yang kosong, boleh dipilihkan windows seat ya mas or mbak' :)
Tapi pernah juga aku milih aisle seat, karena aku udah capek banget dan ingin tidur. Misal waktu pulang rapat dari Jakarta. Pagi sampai jam 4 sore aku di venue rapat. Jam 4 aku pesan online ride ke Halim Airport, jam setengah 7 aku boarding. Dan ohmyGod, macetnya bikin aku stress. Sampai kepalaku pusing banget. Dan akhirnya aku web check-in dan milih aisle seat. Dan bener banget, baru take off aku udah tidur, bangun bentar waktu pramugari ngasih roti, itupun cuma aku taruh, dan tidur lagi sampai Juanda. zzzZZ
Kejadian sebaris kosong ini tak aku prediksi sama sekali. Waktu itu, memang aku sudah web check-in dan milih windows seat. Aku pilih 57 A waktu itu, kalau nggak salah ingat hehe. Niatnya tentu saja memandangi langit. Tapi sayang, dari 8 jam perjalanan, sepertinya aku hanya terjaga setengahnya saja. Lelah.
Gegara terbangnya jam 3 pagi huhuhu.. Hari sebelumnya aku keluar hotel jam 10 pagi. Koper aku tinggal di hotel dan menikmati jalanan KL. Sampai magrib aku makan dan jam 8 malam otw ke bandara. Sampai bandara mandi, dan jam 11 menunggu check-in yang baru dibuka jam 1.
Hasrat tidur sudah ada karena seharian jalan-jalan, tapi takut ketiduran. Akhirnya terjaga sampai masuk pesawat. Terjaga hampir 24 jam. Padahal hari sebelumnya aku tidur jam 2 pagi, nonton film dokumenter, dan bangun jam 7-an, sebelum akhirnya keluar jam 10 itu.
Which is kurang tidur banget. Otomatis setelah masuk pesawat langsung buka selimut dan pingsan, hehehe.. Bangun-bangun baru nyadar, loh sebelah aku kosong wkwkwkk. Dan aku melihat depan belakang, samping, semua penuh. hehehe.. Dan aku lihat di layar, posisi pesawat sudah diatas India, yang artinya sudah setengah perjalanan. Baru aku lihat ke jendela, uh diluar masih gelap. Yasudah aku menikmati film dan sesekali makan makanan. Nyaam.
Ohya, pesawatnya adalah Saudia Airlines. Sampai lupa nyebutin, hehe Berapa harga tiketnya? Ini aku bahas next article aja ya. Menurut aku harganya murah, emm tepatnya sesuai sama fasilitas apa yang aku dapat.
Pas pulang, di penerbangan 8 jam lebih, dengan pesawat yang sama, aku juga mendengar pengumuman, penumpang yang berprofesi sebagai dokter untuk menghubungi crew cabin karena jasanya dibutuhkan. Which is sounds like in the movie, hahaha..
Okay, katakan aku norak, it's okay! You guys can say it, freely. Haha
Saudia airline makanannya enak 😁
ReplyDeletenot bad mba hehehe
DeletePerjalanan yg cukup menyenangkan sepertinya
ReplyDelete