Skip to main content

Menabung: Untung yang Beruntun

Pagi menjadi waktu favorit bagi saya. Ketika beban hari masih terkendali dan pikiran masih segar. Itu mengapa, ritual pagi saya adalah mencari informasi. Plus inspirasi. Keduanya menjadi asupan wajib bagi saya untuk mengembangkan diri. Seperti pagi ini. Senin, 30 Juli 2018.
***

Inspirasi: Menabung 7 tahun, Naik Haji


Screenshot IG Fahd Djibran alias Fahd Pahdepie


Hari masih pagi, saya membuka beberapa aplikasi online untuk update informasi. Dan lewat instagram Fahd Pahdepie, saya mendapati qoute singkat, namun begitu dalam maknanya.

“Ada dua jenis doa. Doa ritual dan doa aktual. Coba baca kisah kakek tukang tambal ban yang naik haji bareng istrinya. Mereka bukan cuma dipanggil jadi tamu Allah. Mereka juga mendaftar dan menabung.”

Saya terhenyak.

Fahd adalah seorang penulis buku-buku inspiratif. Dan tulisannya selalu menggugah rasa. Ia menularkan hal-hal positif melalui buku, artikel, caption atau video yang beliau buat.

Sebelumnya saya memang tidak mengikuti lini masa, tentang apa yang sedang terjadi. Saya belum tahu secara utuh bagaimana cerita seorang kakek yang dijadikan Fahd subjek dalam quote itu. Dan tanpa pikir panjang, saya lantas membuka youtube. Mencari video tentang kakek tukang tambal ban yang dimaksud Fahd.

And here it is...



Jujur, kali pertama saya melihat video itu, saya terharu. Saya tahu, hal semacam ini hampir terjadi di setiap musim haji, setiap tahunnya. Namun, kali ini, rasanya saya benar-benar diingatkan dengan lebih keras. Bahwa saya harus menabung.



Sepertinya tak perlu renungan panjang untuk mencerna dua kalimat singkat Fahd. Beliau dengan gamblang menyatakan bahwa usaha terbaik untuk meraih impian adalah dengan tindakan. Mustahil naik haji tanpa uang kan? So, tindakan nyata adalah dengan menabung.

***

Do it Now: Buka Tabungan Khusus!

Sejak saya kuliah, saya punya dua tabungan. Dua-duanya aktif saya gunakan hingga sekarang. Tapi, sayangnya, tak ada satupun yang serius saya gunakan untuk tabungan haji. Dan saya harus mengucapkan terima kasih pada sang kakek yang mengispirasi saya untuk serius menabung. Khusus untuk tabungan haji.

Saya tak ingin menunda. Saya tak ingin berubah pikiran. Lagi.

Kisaran jam 9, saya menuju salah satu bank dekat rumah. Membuka rekening tabungan untuk umroh juga haji kelak. Beruntung, karena masih pagi, tak ada antrian berarti. Hanya menunggu sebentar, CS langsung mempersilakan saya mendekat.

CS yang melayani dengan ramah

Dan tak sampai 30 menit, buku tabungan lengkap dengan ATM sudah ditangan saya. : )

30 Juli 2018: buka rekening dengan 250ribu :)

***

Mengapa Menabung di Bank?


Sebagian dari kalian pasti ada yang bertanya-tanya. Mengapa saya membuka rekening lagi? Mengapa tidak menyimpannya saja di rekening yang lama? Atau berfikir, bukankah cukup menyimpan secara konvensial di rumah?

Well, pertama, saya tidak mungkin menyimpannya dalam bentuk cash dirumah. Dalam wadah apapun. Karena, saya manusia biasa yang sering khilaf. : D Iman saya bisa tergoda, hehe. Saya akan menggunakannya sewaktu-waktu, dengan dalih urgent.

Sama sebenarnya dengan status kedua tabungan saya sebelumnya. BNI dan Mandiri. Keduanya saya pakai transaksi ketika di toko sepatu atau bookstore. Atau sekedar untuk mengisi uang elektronik, makan, dan keperluan lain. Padahal, jika dipikir lagi, sepatu atau buku belum terlalu penting untuk dibeli. Jika saldo sudah menipis, baru terasa, hehe..
--And this is most problem for some people, i guess. 

Nah itu kenapa saya membuka tabungan baru.

Pagi ini saya membuka rekening BCA Tabunganku. Jenis tabungan yang membatasi saya untuk mengambil berlebih. Karena akan ada charge untuk kelebihan transaksi setiap bulannya. Itu alasan pertama. Alasan kedua, BCA adalah bank besar dan telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sehingga saya tidak khawatir dengan uang yang saya simpan dalam rekening.

Apa itu LPS? Singkatnya, LPS berhubungan dengan manajemen krisis keuangan perbankan di Indonesia. Lembaga pemerintah yang diatur melalui undang-undang 24/2004 ini sudah ada sejak 2004. Tepatnya 22 September 2004.

Fungsi utamanya ada dua. Pertama, menjamin simpanan nasabah bank. Yap. Simpanan nasabah dijamin oleh LPS ini. Menarik bukan? Menariknya lagi, LPS tidak hanya menjamin simpanan berupa uang saja. Giro, sertifikat deposito, deposito berjangka serta beberapa jenis simpanan lain juga dijamin. :) Dan fungsi kedua adalah menangani bank yang tidak berhasil disehatkan atau bank gagal. Fungsi kedua ini lebih pelik. LPS akan membayar simpanan setiap nasabah bank gagal. Bahkan, simpanan nasabah yang tidak dijamin akan diselesaikan melalui proses likuidasi bank.

Pembahasan tentang LPS ini cukup menarik untuk diikuti. Silakan masuk ke website resmi LPS (klik) atau silakan follow IG @lps_idic. Dari sana kita akan tahu, LPS adalah pemain dalam jaring pengaman keuangan, selain Bank Indonesia dan Departemen Keuangan. Termasuk juga ulasan kriteria simpanan yang layak untuk dijamin seperti apa. Dan informasi menarik lainnya. 

Begitulah...

Kini, saya punya 3 rekening yang perlu saya jaga cash flownya. Terutama tabungan yang saya buka hari ini.
***

Well, saya pribadi menyimpulkan, menabung adalah untung yang beruntun. Tidak habis-habis manfaatnya. Karena menabung adalah doa aktual untuk mewujudkan harapan. Untuk menjemput impian. Juga menyambung masa depan.

Semoga dengan menabung, harapan saya untuk ke tanah suci juga dimudahkan. Terima kasih kakek, semoga ibadah hajinya dilancarkan. Thanks a lot Fahd, sudah menebar quote inspiratif pagi-pagi. Dan terimakasih LPS, sudah menjamin tabungan saya di bank!



Comments

  1. Karena menabung, saya jadi bisa membangun impian saya, menabung memang sangat penting untuk masa depan

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah komentar. Komentar akan muncul setelah proses moderasi. :)

Popular posts from this blog

Pengalaman Mandi Gratis di Bandara KLIA Malaysia

Tanggal 6 Februari 2020, Kilas Balik - Pengalaman Mandi Gratis di Bandara KLIA Malaysia. Malam itu aku melenggang dengan koper ditangan kananku menuju bus stop KL Sentral. Sebelumnya, kira-kira pukul 8 malam, aku bicara pada staf hotel di meja receptionist . Aku menanyakan, jika naik bus dari KL Sentral menuju KLIA, pemberhentian pertama apakah KLIA dulu atau KLIA 2 dulu. Karena aku menggunakan Saudia, maka aku perlu menuju KLIA Terminal 1. Ternyata bus akan mengantar penumpang ke terminal 1 terlebih dahulu. Oh, baik, berarti aku akan turun di pemberhentian kedua, begitu pikirku. "Loh kok? Bukannya sudah benar turun di KLIA 1, Ta?" Iya benar. Karena aku mau mandi dulu, hehehe . Terakhir mandi pagi jam 9, biar segar dan tidur nyenyak di penerbangan, kuputuskan untuk mandi dulu. Sayangnya, di KLIA Terminal 1 belum ada fasilitas mandi gratis. Adanya di KLIA Terminal 2. Jadi aku turun di terminal 2. Ini adalah pengalaman pertama mandi di bandara buatku. Di Indonesia, tepatnya di

MAX FASHION Tunjungan Plaza 6

Yeay, buat arek arek Suroboyo pecinta fashion, kini makin banyak pilihan toko fesyen. 28 Mei 2019 lalu, MAX FASHION, salah satu retail fesyen terbesar di Timur Tengah dan Asia selatan membuka gerainya di Tunjungan Plaza 6. Toko ini adalah toko ketiga yang dibuka di Indonesia, setelah dua lainnya dibuka di Jakarta. Siapa MAX FASHION? Seperti apa koleksinya? Yuk keep reading ya! I’ll share it to you .. Pembukaan Max Fashion Tunjungan Plaza 6 Surabaya MAX FASHIONS resmi membuka gerai pertama di Surabaya yaitu di Tunjungan Plaza 6 Lantai 2. Gerai seluas 1.094 meter persegi itu menyediakan fashions laki-laki juga perempuan, dewasa juga anak-anak. MAX FASHIONS merupakan merek value fashion terbesar di Timur Tengah, Afrika Utara dan India yang menyediakan fashion basic hingga pakaian yang menggambarkan trend paling baru alias kekinian. Mr Rajesh Kulkarni, Country Manager of MAX FASHIONS Indonesia mengatakan bahwa MAX FASHIONS memiliki sekitar 2000 style dengan harga dibawah Rp1

PENGALAMAN UMROH MANDIRI BERSAMA IBU

My best view of 2023, alhamdulillah 😍 “Umroh itu bukan ibadah bersama-sama, umroh itu ibadah mandiri, maka bapak ibu harus paham apa yang dilakukan saat umroh.” Kurang lebih begitulah pesan Ustad Faridl, pembimbing umroh kami, saat manasik. Walau aku tak ingat persis kalimat yang beliau ucapkan, namun aku sepakat dengan apa yang beliau sampaikan. Kendati berangkat  dari Indonesia   beserta rombongan, plus serangkaian kegiatan di tanah suci dilakukan berkelompok, namun sama halnya dengan salat wajib, “rangkaian” umroh mulai dari miqat hingga tahalul menjadi urusan pribadi, alias perkara mandiri antara manusia dengan pencipta-Nya. *** Minggu lalu, adik tingkatku saat kuliah, Febri, tiba-tiba menanyakan perihal umroh melalui Whatsapp chat . Singkatnya, ia menanyakan panduan ibadah selama umroh. Bermula dari percakapanku dengannya, aku terinspirasi untuk membuat tulisan tentang pengalaman umrohku ini. Karena aku yakin banyak muslim dan muslimah yang juga ingin tahu mengenai proses umro