Banyak yg gak
tahu, garam beda merk beda juga asinnya. Sama aja kaya sampoo, beda merk beda
jg berasanya di rambut. Sama juga kecap atau saos, beda merek tingkat kental
dan pedasnya udah beda. Itu kenapa masak itu butuh konsistensi. Gak cuma sekali
gagal terus bye. Saya pernah di rumah ceritanya mau bikin somay. Somaynya sih
jadi, baksonya enak, tahunya enak, kentang sama telur sudah perfect cooked.
Tapi, sambelnya alias bumbunya zonk. Mbakku komentar ini bumbu apaaaaaaa.
Hahahaha. Tapi buat ngedem sih bilangnya, "ya gapapa sih, namanya juga
baru bikin." Hahahaha. Tahu gak hari itu gagal kenapa? Karena nguleg
kacangnya gak konsisten, pertama ponakan yg saya minta buat ngehalusin. Eh
dianya bilang, kok gak halus halus ya? Hahaha alhasil pindahlah ulegan ke
tangan saya. Yes, saya gak percaya sih kalau dibilang begitu itu bikin
"cemplang". Bahkan saya aja gak tahu apa iti cemplang. Yang saya
pelajari hari itu adalah, menguleg punya seni. Bebannya harus sama, ritmenya
senada. Kalau gak cempang sudah.
Waktu Memasak
Memasak. Memasak bukan hanya
tentang enak atau tidak enak. Bagi saya, memasak juga berkaitan dengan
manajemen waktu. Setidaknya memasak butuh waktu antara 1,5 jam hingga 2 jam.
Untuk menu masakan rumahan normal dan lengkap. Normal dalam artian bukan
masakan yg membutuhkan waktu lama seperti masak rendang atau opor. Lengkap dalam
artian ada sayur, lauk, nasi dengan satu atau dua tungku kompor. Dan satu orang
yang memasak. Itu sudah termasuk cuci peralatan yg digunakan. Keluar dapur
sudah rapi lagi.
Walaupun tidak setiap kali
memasak saya mengamati waktu, tetapi beberapa kali catatan waktu saya selalu
kisaran itu. 1,5 jam hingga 2 jam. Ini menarik. Terlebih tidak semua sekolah
umum di Indonesia memiliki mata pelajaran memasak. Padahal memasak menjadi
kompetensi "wajib" bagi perempuan. Maka waktu memasak ini tidak
pernah ada standartnya. Seperti satu ditambah satu sama dengan dua.
Menghitung waktu memasak buat
saya adalah managemen waktu tersendiri. Humm.. Saya termasuk jarang banget memasak
di rumah, paling kalau pada keluar kota, dan tak ada yg memasak. Kecuali waktu
kost di Jogja atau di Batam. Memasak jadi agenda yg intensitasnya lebih sering
dibanding di rumah.
Nah saat ada kegiatan di luar
tepat pukul 8, maka setidaknya pemasak sudah harus selesai pukul 6.30. Apalagi
kalau tipe perempuan yg mandi lama dan make up super lama. Belum lagi kalau
ditambah pakai hijab style-nya dian pelangi. Taking time, indeed.
Untuk selesai pukul 6.30, bila dihitung mundur, maka jam 5 sudah harus start
memasak. Untuk para calon ibu yg bekerja, manajemen ini sulit sekali. Karena
ternyata tidak berhenti di waktu saja. Masak itu kelihatannya sepele, tidak
banyak energi yg keluar. Tapi.... melelahkan. Belum lagi kalau ke tempat
kerjanya harus kena macet.
Terlepas dari itu, memasak itu
menyenangkan. Sensasinya tidak bisa diceritakan. Apalagi kalau makanannya enak,
tidak gosong, tidak overcook, and soon. Memasak jadi "me time" yg
manjur.
Catatan ini hanya berlaku bagi perempuan yg ingin bekerja dan tidak ingin memiliki PRT. Ladies, you should manage your time wisely!
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah komentar. Komentar akan muncul setelah proses moderasi. :)